Peperangan ini dimulai oleh orang kafir untuk melakukan balas dendam
terhadap kekalahan mereka di Perang Badar, dimana tujuh puluh orang
pemimpin terkemuka mereka terbunuh dan tujuh puluh orang lainnya
ditangkap, sementara hanya empat belas orang Muslim yang mati syahid.
Orang kafir terdiri dari tiga ribu orang tentara, tiga ribu ekor unta
dan dua ratus ekor kuda. Juga terdapat lima belas orang wanita didalam
angkatan perang ini yang bertindak sebagai pemandu sorak atau pemberi
semangat.
Angkatan perang kaum Muslim pada awalnya hanya terdiri dari seribu orang
tentara. Ketika pasukan Muslim mendekati gunung Uhud, Abdullah bin
Obey, dan kepala orang munafik, tiba-tiba meninggalkan angkatan perang
kaum Muslim dan kembali ke Madinah dengan para pengikut yang tiga ratus
orang. Bapaknya Jaber mengingatkan mereka akan tugas mereka kepada Allah
SWT tetapi mereka tidak mendengarkannya. Allah SWT menerangkan tentang
orang munafik ini di dalam Ali Imran 167.
dan supaya Allah mengetahui siapa orang-orang yang munafik. Kepada
mereka dikatakan: “Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah
(dirimu)”. Mereka berkata: “Sekiranya kami mengetahui akan terjadi
peperangan, tentulah kami mengikuti kamu”. Mereka pada hari itu lebih
dekat kepada kekafiran daripada keimanan. Mereka mengatakan dengan
mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya. Dan Allah lebih
mengetahui apa yang mereka sembunyikan.
Akhirnya dua angkatan perang berhadapan satu sama lain di dekat
gunung Uhud. Nabi SAW mengatur strategi peperangan dengan sempurna dalam
penempatan pasukannya. Beberapa orang pemanah ditempatkan pada suatu
bukit kecil untuk menghalang majunya musuh. Pada awalnya musuh menderita
kekalahan. Sehingga banyak dari para pemanah Muslim meninggalkan
pos-pos mereka untuk mengumpulkan barang rampasan. Musuh mengambil
kesempatan ini dan menyerang angkatan perang Muslim dari arah bukit ini.
Banyak dari kaum Muslim yang mati syahid dan bahkan Nabi SAW mengalami
luka yang sangat parah. Orang kafir merusak mayat-mayat kaum Muslim dan
menuju Makkah dengan merasa suatu kesuksesan.
Rincian Peperangan
Marilah kita lihat kembali sedikit peristiwa peperangan ini ketika
sekitar beberapa ratus kaum Muslim memerangi tiga ribu orang kafir yang
jauh lebih banyak.
Pada awalnya Zubair bin Awwam RA, Saad bin Abi Waqas RA, Asim bin
Tsabit RA, Ali RA dan Hamzah RA telah membunuh sepuluh orang dari
keluarga yang sama dan tidak ada yang tinggal dari keluarga ini untuk
membawa bendera orang kafir.
Pasukan pemanah pada awalnya melakukan tugas mereka dengan sangat
baik sekali sehingga memperoleh tiga kali kemenangan dari pasukan musuh.
Musuh mulai lari kabur. Seperti disebutkan didalam Bukhari dan yang
diriwayatkan oleh Bra bin Azib RA, bahkan para pemandu sorak mereka pun
lari kocar kacir dan melepaskan alas kaki (sandal/sepatu) mereka supaya
dapat kabur dengan cepat.
Wahshi, budak Jubair bin Muttan bersembunyi sendirian di belakang
sebuah batu karang dan dengan licik menyerang Hamzah RA sehingga Hamzah
RA mati syahid. Meskipun Hamzah RA telah dengan jelas pada posisi yang
menang.
Pasukan pemanah diperintah oleh Nabi SAW untuk tidak meninggalkan
posisi mereka dalam keadaan apapun juga.Kebanyakan para pemanah
merasakan bahwa Allah SWT telah memberikan kemenangan kepada angkatan
perang Muslim. Mereka tidak tahan untuk mengumpulkan barang rampasan
musuh yang berharga tersebut. Abdullah bin Jubair RA, pemimpin pasukan
pemanah mengingatkan mereka tentang instruksi dari Nabi SAW.
Sangat disesalkan, Abdullah bin Jubair RA ditinggalkan di sana dengan
hanya sembilan orang pemanah. Musuh mengambil kesempatan ini dan sekali
lagi menyerang para pemanah ini. Kesembilan orang pemanah ini mati
syahid. Pasukan berkuda musuh maju terus dan mengepung angkatan perang
Muslim. Kaum Muslim menjadi panik dan kacau, dan beberapa orang terpaksa
melarikan diri untuk menyelamatkan diri. Kemenangan dengan cepat
berubah menjadi suatu keadaan yang sangat mengkhawatirkan.
Bahkan dalam situasi seperti ini banyak Sahabat yang bertempur dengan
perkasa. Sebagai contoh, seperti disebutkan didalam Bukhari, Anas bin
Nadar RA mati syahid dengan tujuh puluh tusukan/tikaman pada badannya.
Saudarinya dapat mengenal badannya hanya dengan tanda di ujung jarinya.
Nabi SAW ditinggalkan hanya dengan sembilan orang Sahabat di
sekelilingnya. Suatu peperangan berdarah terjadi di sekitar Nabi SAW.
Tujuh orang Sahabat mati syahid satu persatu selagi bertahan bersama
Nabi SAW. Seperti disebutkan didalam Bukhari, hanya Talha bin Ubaidullah
RA dan Saad bin Abi Waqas RA yang tinggal bertahan bersama Nabi SAW.
Luka-Luka Nabi SAW
Lemparan batu-batu musuh mengenai Nabi SAW. beliau jatuh, dan salah
satu dari gigi bagian bawah patah dan bibir bawah juga terluka. Musuh
lainnya melukai dahi Beliau. Musuh ketiga memukul Nabi SAW dengan sangat
keras dengan pedangnya. Akibatnya dua cincin pengikat helm Nabi SAW
menembus ke dalam pipi Beliau. Darah bercucuran dari atas wajah Beliau.
Pertahanan Nabi SAW
Saad bin Abi Waqas RA sedang melepaskan panah kepada musuh. Nabi SAW
sangat senang dengan dia dan mengucapkan doa yang unik untuknya, “Semoga
Ibu dan Bapakku berkorban untukmu.”
Talha RA sedang bertempur dengan musuh dengan berani sampai tangannya
terluka dan jarinya terpotong. Selagi bertempur dengan musuh, ia juga
melindungi Nabi SAW dengan dadanya pada saat kritis tersebut. Seperti
didituliskan didalam Tirmidzi, Nabi SAW berkata, “Jika seseorang ingin
melihat Syuhada berjalan di bumi ini, lihatlah Talha bin Obaidullah.”
Seperti disebutkan didalam Bukhari, Saad bin Abi Waqas RA berkata,
“Pada hari peperangan Uhud aku melihat dua orang berpakaian putih
disekitar Nabi SAW. Mereka sedang bertempur dengan dahsyat atas nama
Nabi SAW. Aku tidak pernah melihat mereka sebelum dan setelah kesempatan
tersebut.” Dalam riwayat yang lain, mereka adalah malaikat-malaikat
Jibril AS dan Mikail AS. Sementara itu tiga puluh orang Sahabat
mendatangi dengan cepat tempat tersebut. Masing-masing mereka
menunjukkan kepahlawanan yang luar biasa seperti yang tertulis didalam
buku sejarah.
Musuh juga telah menggali beberapa parit sebagai perangkap. Sungguh
sayang, Nabi SAW jatuh masuk ke salah satu dari parit tersebut. Lutut
Nabi SAW terluka dengan sangat parah. Ali RA dan Talha bin Obaidullah RA
menarik beliau keluar dari parit tersebut.
Abu Obaida bin Jarrah RA mencoba mencabut cincin pengikat helm dari
pipi Nabi SAW dengan giginya. Didalam usaha pertamanya Abu Obaida RA
kehilangan gigi bawahnya. Dia kehilangan gigi bawah lainnya saat
mencabut cincin pengikat helm kedua.
Contoh Kepahlawanan
(a) Musab bin Omair RA bertugas memegang bendera angkatan perang
Muslim dan bertempur dengan sangat dahsyat. Selama bertempur tangan
kanannya terpotong. Ia memegang bendera dengan tangan kirinya. Kemudian
tangan kirinya juga dipotong oleh musuh. Ia berlutut dan menjepit
bendera dengan dada dan dagunya. Ia syahid dalam kondisi seperti ini.
Karena Musab RA sangat mirip dengan Nabi SAW, orang kafir mengumumkan
bahwa Nabi SAW telah terbunuh. Ini melemahkan semangat orang-orang
beriman.
(b) Abu Dajana RA berdiri di depan Nabi SAW dengan punggungnya ke
arah musuh untuk melindungi Nabi SAW. Banyak panah musuh menancap di
punggungnya tetapi ia tidak bergerak satu inci pun.
(c) Ummi Amara RA, suami dan dua orang putranya juga berkumpul
disekeliling Nabi SAW ketika hanya ada beberapa orang Sahabat saja di
sekeliling beliau. Ummi Amara dengan pedang terhunus bertahan bersama
Nabi SAW dari semua arah. Keseluruhan keluarga mempertunjukkan
keberanian luar biasa. Nabi SAW mengatakan, “Ya Allah, sayangilah
keluarga ini.” Nabi SAW juga mengucapkan doa berikut untuk keluarga ini,
“Ya Allah jadikanlah mereka sekeluarga Sahabatku di Surga.”
Para Wanita Di Medan Perang
Seperti disebutkan didalam Bukhari dan diriwayatkan oleh Anas RA,
beberapa orang Muslimah datang ke medan perang diakhir peperangan.
Mereka membawa kantong air untuk memberi minum kepada tentara yang
terluka. Diantara mereka yaitu Aisyah RA, Ummi Saleem RA, Ummi Saleeth
RA, dan Umm Aiman RA.
Perusakan Mayat Syuhada
Ketika Musab bin Omair RA terbunuh mati syahid, musuh mengumumkan
bahwa Nabi SAW telah terbunuh karena ia sangat mirip dengan Nabi SAW.
Orang kafir merasakan bahwa misi mereka telah terpenuhi. Karenanya orang
kafir mulai merusak mayat para syuhada. Mereka memotong telinga,
hidung, dan bagian-bagian pribadi mereka dan merangkainya sebagai bukti
keberhasilan. Hindun binti Utba, isteri Abu Sufyan, membedah perut
Hamzah RA dan mengeluarkan hatinya serta mengunyahnya untuk melepaskan
kemarahannya. Para penyembah berhala memutuskan untuk kembali ke Makkah
karena di dalam pandangan mereka, misi utama mereka telah tercapai.
Status Para Sahabat
Ada tiga faktor, yang menyebabkan berubahnya kemenangan menjadi kekalahan kaum Muslim seperti itu.
(a) Pelanggaran terhadap perintah Nabi SAW oleh pasukan pemanah.
(b) Berita kematian Nabi SAW. Ini melemahkan semangat banyak orang-orang beriman.
(c) Perselisihan paham di medan perang tentang perintah Nabi SAW.
Ini disebutkan didalam Ali Imran 152.
Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada kamu, ketika
kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kamu lemah dan
berselisih dalam urusan itu dan mendurhakai perintah (Rasul) sesudah
Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. Di antaramu ada orang
yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada orang yang menghendaki
akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka untuk menguji kamu;
dan sesungguhnya Allah telah mema`afkan kamu. Dan Allah mempunyai
karunia (yang dilimpahkan) atas orang-orang yang beriman.
Allah SWT berfirman bahwa penderitaan yang ekstrim ini telah
menyortir orang munafik dari orang-orang yang beriman. Allah SWT
menghibur orang-orang beriman dengan mengumumkan bahwa Allah SWT telah
memaafkan mereka. Karenanya mereka tidak perlu untuk
mempertanggungjawabkannya di Hari Pengadilan. Allah SWT Maha Pengasih
kepada kaum Muslim.
Terdapat keterangan yang rinci tentang situasi yang canggung ini didalam Ali Imran 153 – 155.
(Ingatlah) ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada seseorangpun,
sedang Rasul yang berada di antara kawan-kawanmu yang lain memanggil
kamu, karena itu Allah menimpakan atas kamu kesedihan atas kesedihan,
supaya kamu jangan bersedih hati terhadap apa yang luput daripada kamu
dan terhadap apa yang menimpa kamu. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
Kemudian setelah kamu berduka-cita Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan daripada kamu,
Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antaramu pada hari bertemu
dua pasukan itu, hanya saja mereka digelincirkan oleh syaitan,
disebabkan sebagian kesalahan yang telah mereka perbuat (di masa lampau)
dan sesungguhnya Allah telah memberi ma`af kepada mereka. Sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.
Disini ditunjukkan bahwa itu hanyalah untuk menguji orang-orang yang
beriman. Sebagian dari orang-orang beriman dipengaruhi oleh Setan dalam
kaitan dengan beberapa perbuatan mereka. Ada lagi keputusan Allah SWT
yang sangat jelas didalam ayat terakhir yang menyatakan bahwa Allah SWT
memaafkan para Sahabat karena Allah SWT adalah Maha Pengampun, Maha
Sabar.
Ini merupakan suatu aib meskipun ada dua keputusan Allah SWT di atas,
beberapa orang berbicara tidak menyenangkan tentang para Sahabat.
Seperti disebutkan ayat di atas, Allah SWT telah melimpahkan tambahan
barakahNya kepada para Sahabat dengan membuat mereka tidur nyenyak di
medan perang. Ini menyegarkan mereka kembali dan membuat mereka lebih
siaga. Perlu dicatat bahwa tidur nyenyak didalam suatu medan perang
adalah suatu barakah sementara mendirikan shalat saja sangatlah susah.
Hal yang sama, barakah Allah SWT juga dilimpahan kepada kaum Muslim yang
merasa cemas didalam peperangan Badar. Al Anfal 11.
(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penentraman daripada-Nya,
Perhatikan kekeliruan lain yang dilakukan para Sahabat dan bagaimana
Allah SWT menjawabnya. Ketika ketua orang munafik lari dari medan perang
dengan tiga ratus para pengikutnya, ini mempengaruhi moril dari
beberapa kabilah Muslim lainnya. Sesungguhnya, Bani Hartha dan Bani
Salma menjadi hilang semangat. Mereka mau rasanya seperti orang munafik
dan meninggalkan angkatan perang Muslim. Allah SWT, karena ke-Maha
PenyayangNya pada para Sahabat, tidak membiarkan gagasan ini berkembang
lebih lanjut di dalam hati mereka. Melainkan Allah SWT melindungi dan
mendukung mereka dari kekeliruan ini. Ali Imran 122.
ketika dua golongan daripadamu ingin (mundur) karena takut, padahal
Allah adalah penolong bagi kedua golongan itu. Karena itu hendaklah
karena Allah saja orang-orang mu’min bertawakkal.
Kedua kabilah ini dengan bangga biasa mengatakan bahwa, “Allah SWT adalah pelindung dan penolong kami.”
Catat bahwa Allah SWT sangat baik kepada para Sahabat bahkan ketika
mereka melakukan beberapa kesalahan. Aku kagum betapa Allah SWT sangat
senang kepada para Sahabat ketika mereka sibuk dengan amalan demi
amalan.
Tidak saja Allah SWT memaafkan para Sahabat tetapi juga memerintahkan Nabi SAW untuk ramah kepada mereka. Ali Imran 159.
Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.
Pikirkan dengan seksama keempat perintah kepada Nabi SAW berikut.
1. Maafkan para Sahabatmu dengan tuntas apapun kesalahan mereka.
2. Berdoa untuk mereka.
3. Mohon kepada Allah SWT untuk mengampunkan mereka.
4. Hormati mereka dan ajaklah mereka untuk bermusyawarah mengenai hal-hal penting.
Tidak ada agama lain yang mempunyai etika dan kelapangan hati yang sangat tinggi seperti ini.
Setelah menelaah kembali petunjuk Allah SWT ini, bagaimana mungkin seseorang berani menyalahkan para Sahabat Nabi Muhammad SAW.
Hadiah Lain Dari Allah Swt
Menuju akhir peperangan Uhud, para penyembah berhala tampil sebagai
pemenang. Mereka bisa saja menyerang pemukiman Madinah untuk melakukan
perusakan disana. Allah SWT menanamkan rasa takut ke dalam hati mereka
sehingga mereka memilih kembali ke Makkah daripada menyerang Madinah.
Ali Imran 151.
Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut,
disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah
sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka
ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang
zalim.
Aku berharap para pengunjung lokasi perang Uhud akan mendapat manfaat dari pelajaran yang diterangkan di dalam buku ini.
Nabi SAW dan para Sahabatnya beristirahat sejenak di lokasi Masjid Al
Mustrah dalam perjalanan kembali mereka ke Madinah. Masjid ini berada
di jalan sekarang yang dikenal sebagai jalan Sayyid-Syuhada. Selama
kunjungan ke Masjid ini kita harus berdoa untuk para pejuang Muslim dan
bandingkan hidup kita yang nyaman dengan luka yang diderita Nabi SAW dan
Sahabatnya.
Semoga Allah menanamkan ketabahan dan ketekunan para Sahabat Nabi SAW kedalam diri kita.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar